Lenjongan Bu Rubi, Pasar Gede. Rabu (22/06/2022) (Nimas Nilam) SOLO-Lenjongan, makanan tradisional yang berbahan dasar singkong atau ketan yang dapat dijumpai, salah satunya di kawasan Pasar Gedhe, Solo. Objek kota pasar wisata ini menjajakan beragam makanan-makanan tradisional di antaranya Lenjongan. Selain makanan, di Pasar Gedhe juga menjual minuman tradisional yang lumayan diminati pendatang yang sedang berkunjung atau pembeli lokal. Lenjongan terdiri makanan-makanan sederhana yang dibuat langsung menggunakan cara tradisional. Beberapa makanan kecil tersebut adalah ketan hitam, ketan putih, tiwul, gatot, sawut, cenil, jongkong, pisang ijo, gethuk, ketan ragi, lupis gendar dari beras. Sejumlah jenis makanan ini disatukan dalam bungkus daun pisang. Satu bungkus lenjongan dijual seharga Rp 5.000,- saja. Salah seorang penjual Lenjongan di Pasar Gedhe, Rubinem, mengatakan bahwa ia telah berjualan di sini selama kurang lebih 30 tahun. Rubinem melanjutkan usaha berjualan Lenjongan ini dari kakaknya yang sudah dulu menjualkannya. Makanan ini banyak disukai oleh orang tua karena memang Lenjongan merupakan makanan tradisional yang sudah ada sudah lama. “Kebanyakan yang beli malah yang tua, mbak. Rasanya kan sederhana juga, bahannya juga bahan-bahan orang zaman dulu,” ucap Rubinem saat ditemui pada Kamis (22/06/2022). |
Jenis-Jenis Lenjongan. Rabu (22/06/2022) (Nimas Nilam) |
Sayangnya, ketika pandemi melanda Kota Solo, beberapa jajanan tradisional yang ada di Pasar Gede mengalami kerugian sebab berkurangnya pengunjung. Keadaan mulai berangsur pulih ketika lebaran 2022 lalu.
“Alhamdulillah mbak, kemarin waktu Lebaran sudah banyak yang datang. Jadi pemasukan juga mulai meningkat ,ngga seperti waktu pandemi kemarin,” ujarnya.
Salah satu pembeli Lenjongan, Novi (21), berpendapat bahwa makanan ini memiliki cita rasa yang unik. Perpaduan rasa gurih dari ketan atau singkong berpadu dengan manisnya gula merah/gula bubuk yang diberikan di atasnya.
“Rasanya saya suka. Tidak terlalu manis, tidak asin juga. Lenjongan tuh ada gurihnya tapi juga ada manisnya. Tidak membosankan, lah,” katanya.
Selain Novi, Agnes Mustika (19), juga mengatakan hal yang sama mengenai cita rasa dari makanan tradisional ini. Ia mengatakan bahwa
makanan yang sudah agak jarang ditemukan ini masih sama dengan rasa Lenjongan saat ia berusia remaja.
Pelestarian cita rasa agar tetap sama memang dilakukan oleh penjual lenjongan lainnya agar para pembeli dapat kembali ke masa lalu ketika menikmati santapan tradisional ini.
Komentar
Posting Komentar