Langsung ke konten utama

FEATURE: Menikmati Es Dawet Legenda di Kota Bengawan




Potret tampilan isi Es Dawet Dermi Telasih, Rabu (22/06/2022) (Devira Natalia)



SOLO - Pasar Gede menjadi salah satu ikon terkenal di Kota Solo. Pasar oleh - oleh yang terletak di tengah kota ini berdiri sekitar tahun 1930 - an. Selain menjadi pusat perbelanjaan kebutuhan hidup, Pasar Gede juga menyediakan berbagai kuliner di dalamnya yang siap untuk disantap pengunjung. Salah satu kuliner legenda di Pasar Gede adalah Es Dawet Dermi Telasih. 

Es Dawet Dermi Telasih tentunya berbeda dengan es dawet lainnya. Ciri khasnya yaitu menggunakan dawet hijau dengan selasih - selasih kecil di kuahnya. Selain itu, bahan yang digunakan juga menggunakan 100% bahan alami seperti daun fuji untuk pewarna cendol dan gula murni asli sebagai pemanis. Bahan alami yang digunakan membuat es dawet tidak dapat disimpan lama namun aman untuk dikonsumsi.

Minuman tradisional ini disajikan di dalam satu mangkuk kecil. Kita dapat menemukan berbagai sensasi rasa dalam satu suapan. Kenyalnya cendol, irisan nangka manis, bubur sumsum, ketan hitam, dan santan segar menciptakan rasa gurih serta manis yang khas. Cipta rasa unik ini membuat para penikmatnya ketagihan dan selalu ingin kembali. 

Dari Generasi ke Generasi.

Es Dawet Dermi Telasih merupakan usaha turun temurun. Awalnya es dawet ini dijual dengan cara sederhana yaitu dengan gerobak pikul. Setelah Pasar Gede dibangun, Es Dawet Darmi turut pindah ke salah satu kios kecil di dalamnya. Es Dawet Dermi Selasih menjadi pelopor pertama es dawet di Kota Bengawan. 

Bu Utik, selaku penjual, menjajakan es dawet dengan petakan yang diapit banyaknya pedagang oleh - oleh. Resep yang digunakan pun tidak pernah berubah hingga tiga generasi. Rasa dan kandungan diwariskan turun - temurun tanpa ada gubahan apapun. Meja kecil dan beberapa kursi itu tidak pernah sepi pengunjung, mulai dari anak muda, orang dewasa, hingga lansia. 


Potret Bu Utik dan kios Es Dawet Dermi Telasih, Rabu (22/06/2022) (Devira Natalia)


Semangkuk es dawet awalnya dijual seharga dua ratus lima puluh perak saja. Seiring berjalannya waktu, es dawet ini merogoh kantong sebelas ribu rupiah. Harga yang masih tetap terjangkau untuk berbagai kalangan. Dengan harga yang murah, para pengunjung dapat mencoba cita rasa lokal yang masih kental.

Es Dawet Dermi Telasih menjadi pilihan yang tepat untuk dicoba apabila datang ke Kota Solo. Tidak hanya wisatawan asing dan lokal, tokoh penting seperti Presiden Joko Widodo juga kerap kali mengunjungi demi semangkuk es dawet. Es Dawet Dermi Telasih selain menawarkan kenikmatan lidah juga sarat akan cerita dan budaya.


Penulis: Devira Natalia 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

FEATURE: Menelisik Sejarah dan Fakta Pura Mangkunegaran

  Joko Pramudyo bersama para mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya UNS, Kamis (23/06/2022) (Muhammad Akhbar)   Solo – Pura Mangkunegaran merupakan salah satu cagar budaya yang berada di Surakarta, Jawa Tengah. Jika ditelisik mengenai sejarahnya, Mangkunegaran berdiri setelah adanya Perjanjian Salatiga dan menjadikan Mangkunegaran wilayah otonom dengan status kadipaten yang posisinya dibawah Kasultanan Yogyakarta dan Kasunana Surakarta. Raja pertama Mangkunegaran ialah Raden Mas Said atau Pangeran Sambernyawa yang kemudian bergelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara I.   Pada kunjungan ke Pura Mangkunegaran, kami bertemu dengan Joko Pramudyo selaku Pengageng Pariwisata Pura Mangkunegaran. Kepada kami, Joko Pramudyo bercerita banyak hal mengenai Pura Mangkunegaran, serta fakta seputar Mangkunegaran yang belum diketahui oleh kebanyakan orang. Joko menceritakan mengenai kisah Legiun Mangkunegaran yang dulunya dilatih langsung oleh Napoleon Bonaparte dari Prancis. Pasu

Lima Ribu Perak untuk Kopi Podjok Enak!

  Potret karyawan Kopi Podjok sedang membuatkan pesanan untuk pembeli, Rabu (22/06/2022) (Venus Rosaly) Toko Podjok, termasuk kopi legendaris di Pasar Gede Solo ini sudah ada sejak 1947 diawali dengan berdagang 'kopi pikulan'. Harganya yang murah meriah mampu menggoyang lidah pembeli membuat eksistensinys masih bertahan hingga sekarang. Satu gelasnya diberi harga lima ribu rupiah yang mana sangat berbeda dengan harga kopi-kopi sekarang ini.   "Disini gak cuma jualan kopi jadi, tapi jual kopi bubuk juga. Misalnya, robusta, arabica, excelsa, dan liberica," kata Fajar Putra Gumilang (27), karyawan Toko Podjok. Rabu, 22 Juni 2022, pada saat diwawancarai tim kami.   Kata dia Toko Podjok juga menjadi pemasok untuk beberapa coffeshop yang ada di Solo Raya, seperti Setulus Kopi dan kedai kopi kecil lainnya.   "Untuk bestseller disini ada kopi robusta lanang, untuk arabica ada gayo. Biji kopinya untuk yang lanang berasal dari Temanggung, kalau yang Arabica b

Pasca Pandemi dan Idulfitri, Penjualan Es Dawet Selasih Bu Dermi di Pasar Gede Solo Semakin Tinggi

    Ruth Tulus Subekti dan para karyawannya sedang melayani pembeli es dawet selasih, Rabu (22/06/2022). (Tria Yunita)   SOLO -Penjualan Es Dawet Selasih Bu Dermi di Pasar Gede semakin tinggi pasca Lebaran Idulfitri dan pandemi yang kian longgar. Sempat tutup selama kurang lebih 3 bulan karena pandemi, kini penjualan es dawet selasih ini kembali ramai dan peningkatan penjualan yang sangat pesat.   Penjual Es Dawet Bu Dermi, Ruth Tulus Subekti atau akrab dipanggil Utik (53), mengatakan bahwa saat ini penjualan es dawet ini benar-benar ramai. Setiap hari dari awal buka kedai jam 08.00 hingga tutup pukul 16.00, pembeli tidak berhenti. Hal ini juga dikarenakan kerinduan pembeli akan es dawet selasih milik Utik yang sempat tutup akibat pandemi.   “Pembeli mengalir terus setiap waktu, tidak pernah berhenti. Dari banyaknya penjual es dawet di Pasar Gede ini, kedai ini merupakan pelopor pertama yang ada di sini. Bahan bahan yang kita gunakan juga alami, jadi pasti beda dari yang la